Minggu, 22 Februari 2015



MAKALAH

KESEJAJARAN DAN KESEBANGUNAN

Tugas ini di ajukan untuk memenuhi mata kuliah “Matematika 3 “

 










Disusun oleh :

Umi Muslikhah ( 210613116 )

Kelas : PG.D

Dosen Pengampu :

Kurnia Hidayati, M.Pd


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU MI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
2015



KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil’ alamin, puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT  yang telah mencurahkan segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga berkat rahmat dan ridho-Nya Saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat dan salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Besar Muhammat SAW, yang kita nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti.
Suatu kebahagiaan yang tidak ternilai bagi kami yang telah menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Kesebangunan Bangun Datar dan Kesebangunan Segitiga “, untuk memenuhi salah satu persyaratan yang di ajukan oleh Kurnia Hidayati, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Matematika 3.
Saya sangat menyadari keterbatasan pengalaman, pengetahuan, kemampuan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan didalam karya-karya saya selanjutnya. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan bagi para pembaca khususnya.



                                                                                    Ponorogo, Februari 2015

                                                                                            Umi muslikhah





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Membandingkan dua benda secara geometri dapat dilihat dari dua aspek, yaitu bentuk dan ukurannya. Suatu benda yang memiliki bentuk yang sama tapi dengan ukuran yang berbeda banyak dijumpai atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya miniatur bangunan dan bangunan itu sendiri, peta pada suatu daerah dengan daerah yang sesungguhnya, dan lain-lain. Dua benda yang memiliki bentuk yang memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda disebut sebangun. Adanya kesebangunan antara dua benda akan berguna untuk mengungkapkan informasi berkaitan dengan benda kedua dengan memanfaatkan informasi pada benda pertama atau sebaliknya.Pada bab ini akan dibahas kesebangunan bangun datar dan kesebangunan segitiga.

B.     Tujuan
Setelah pembahasan ini diharapkan siswa mampu memahami dan menerapkan kesebangunan bangun datar dan kesebangunan segitiga sesuai materi yang telah dijelaskan,.











BAB II
PEMBAHASAN
KESEJAJARAN DAN KESEBANGUNAN
Membandingkan dua benda secara geometris dapat dilihat dari dua aspek yaitu bentuk dan ukurannya. Satu benda yang memiliki bentuk yang sama tapi dengan ukuran berbeda banyak dijumpai atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, miniatur bangunan dan bangunan itu sendiri, peta suatu daerah dengan daerah sesungguhnya, dan lain-lain. Dua benda yang memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda disebut sebangun.
A.    KESEBANGUNAN BANGUN  DATAR
 Secara intuitif, dua bangun datar sebangun bila dua bangun itu memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya mungkin berbeda. Ada dua aspek yang menentukan apakah dua bangun akan memiliki bentuk yang sama, yaitu ukuran sudut dan perbandingan sisi yang bersesuaian. Istilah sudut atau sisi bersesuaian muncul sebagai konsekuensi dari  adanya korespondensi satu-satu antara titik-titik sudut pada dua bangun datar yang sejenis.


Gambar 4.7 bangun datar yang sebangun
Dengan korespondensi ini, ada sudut-sudut yang bersesuaian, yaitu  A dan P, B dan Q, C dan R, D dan S. Di samping itu, juga ada sisi-sisi yang bersesuaian, yaitu AB dan PR, BC dan RQ, CD dan QR, AD dan PS. Keadaan sudut-sudut dan sisi-sisi yang bersesuaian akan  apakah dua bangun datar sebangun atau tidak.
Bangun datar dikatakan konruen jika dan hanya jika bangun-bangun datar tersebut mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.
Syarat-syaratnya :
1.      Sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) dan sama besar
2.       Sisi-sisi yang bersesuaian (seletak) sama panjang.[1]
Contoh:
 1. Dua bangun dibawah ini sebangun. Maka tentukan panjang QR! 

 Karena 2 bangun diatas sebangun, maka sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki perbandingan senilai (syarat 1), maka diperoleh QR =  3 cm.


 2. Diketahui dua jajargenjang yang sebangun seperti gambar berikut. Tentukan nilai x ?



 Dengan memahami syarat 2, maka diperoleh x = 60 (derajat).[2]
B.     KESEBANGUNAN SEGITIGA
Dua segi tiga yang sebangun

Segitiga ABC dan PQR adalah sebangun, karena memiliki sifat :
a.        Perbandingan sisi yang sama besar bersesuaian sama besar, yaitu :
AC bersesuaian dengan PR = 


AB bersesuaian dengan PQ = 

BC bersesuaian dengan QR = 



Jadi,          

    [3].


Jika dua buah segitiga memiliki sisi-sisi  bersesuaian yang sebanding, maka kedua segitiga itu sebangun.[4]
b.      Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama, yaitu : 



Jika dua segitiga memiliki sudut-sudut bersesuaian yang sama besar, maka kedua segitiga itu sebangun.[5]
Perhatikan segitiga berikut !  

sebangun, maka :
Pada segitiga siku-siku dapat dibuat garis tinggi ke sisi miring, maka diperoleh rumus :
AB2 = BD x BC
AC2 = CD x CB
AD2 = BD x CD[6]



















BAB III
PENUTUP
Simpulan :
1.      Dua benda yang memiliki bentuk yang memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda disebut sebangun.
2.      Syarat kesebangunan bangun datar adalah :
a.       Sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) dan sama besar
b.      Sisi-sisi yang bersesuaian (seletak) sama panjang
3.      Syarat kesebangunan segitiga adalah :
a.       Perbandingan sisi yang sama besar bersesuaian sama besar
b.      Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama





















Daftar Pustaka

LAPIS PGMI,  Kesejajaran dan Kesebangunan
http://slideshare.net/mobile/deewhincherrbhon/kesebangunan-dan-kekongruenan-bangun-datar-dewi-tri-handayani
http://idelesson26.blogspot.com/2011/06/kesebangunan-dan-kekongruenan.html?m=1



[2] http://slideshare.net/mobile/deewhincherrbhon/kesebangunan-dan-kekongruenan-bangun-datar-dewi-tri-handayani
[3] http://idelesson26.blogspot.com/2011/06/kesebangunan-dan-kekongruenan.html?m=1

[4] LAPIS PGMI, Kesejajaran dan Kesebangunan, 4-18
[5] Ibid, 4-17
[6] http://idelesson26.blogspot.com/2011/06/kesebangunan-dan-kekongruenan.html?m=1